Menjadi mahasiswa sukses adalah impian semua mahasiswa didunia ini. Jelas sekali mahasiswa sukses punya banyak kesempatan untuk menatap masa depan yang lebih cerah. Pasalnya mahasiswa ini akan memiliki peluang kerja yang lebih besar dan memiliki relasi yang lebih luas.
Namun apa yang diharapkan mungkin belum sepenuhnya didapatkan. Pasalnya banyak mahasiswa yang sudah lulus malah menjadi pengangguran, Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran sarjana atau lulusan universitas pada Februari 2013 mencapai 360 ribu orang, atau 5,04% dari total pengangguran yang mencapai 7,17 juta orang. Data ini juga menjadi fakta bahwa kapasitas mahasiswa indonesia masih terbilang rendah.
Banyak faktor yang menyebabkan kenapa hal ini terjadi. Tentu selain faktor fasilitas yang kurang memadai, tenaga pengajar yang kurang, sampai perhatian pemerintah akan kompetensi mahasiswa masih begitu rendah, juga terdapat faktor internal dari mahasiswa itu sendiri. Banyak mahasiswa yang tidak memahami kapasitas belajarnya dikampus, juga bagian penting dari kesuksesan dimasa kuliah. Alhasil, banyak mahasiswa yang menghabiskan waktu dengan hal yang sia-sia.
Menjadi mahasiswa yang sukses dalam perkuliahan sebenarnya tidak terlalu sulit. Beragam tulisan juga pernah membahas tentang persoalan yang satu ini. Jangan Kuliah Kalo Nggak Sukses karya Setia Furqan Khalid misalnya, juga khusus membahas tips dan trik tentang mahasiswa yang sukses di dunia perkuliahan. Tapi dalam kesempatan ini saya akan membahas cara menjadi mahasiswa yang sukses dengan sistem M.A.LA.S. Dan berikut caranya:
1. Mandiri
Jadi mahasiswa sukses artinya harus siap mandiri. Selain mandi sendiri, kita juga wajib melakukan aktifitas lain sendirian.
Menurut Riki Sunjani Mahasiswa mandiri bisa dikategorikan ke dalam dua bagian, pertama mahasiswa yang mandiri secara kepribadian dan yang selanjutnya adalah mahasiswa yang mandiri dari segi materi. Keduanya jelas memiliki definisi berbeda, namun kedua sifat mandiri ini bisa dimiliki oleh seorang mahasiswa.
Pribadi mandiri dalam figur seorang mahasiswa sangatlah didambakan dan dibanggakan, baik oleh keluarganya dan teman-teman yang berada di sekitarnya. Mahasiswa yang mandiri sangat erat kaitannya dengan mahasiwa yang memiliki sifat kedewasaan, karena sifat kedewasaan inilah yang menuntun mahasiswa untuk lebih bersikap mandiri dalam hidupnya.
Ciri mahasiswa mandiri adalah mahasiswa yang memiliki kemampuan untuk mandiri dan bertanggung jawab di tengah arus besar tuntutan kebebasan. Seperti mengutip ungkapan yang dilontarkan oleh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh, beliau menyatakan “Yang bisa membedakaan mahasiswa dan siswa adalah kedewasaan. Mereka (mahasiswa) harus memegang dua hal substansial, yakni tanggung jawab dan kemandirian.”
Menjadi mahasiswa mandiri dan dewasa membutuhkan sebuah proses pendewasaan yang matang serta dibutuhkan analytical cases yang dalam. Orang yang sudah dewasa memiliki banyak kelebihan daripada seorang yang masih labil dari jati dirinya sendiri atau masih mencari jati dirinya. Orang dewasa tidak hanya dapat dilihat dari segi umur dan pengalaman hidupnya, karena orang yang berumur bukan berarti orang yang dewasa. Seperti sebuah istilah yang menyatakan “menjadi tua adalah pasti, menjadi dewasa adalah pilihan.” Jadi, seseorang yang memiliki umur lebih tua belum bisa di judge sebagai seorang yang memiliki kedewasaan.
Bagi para mahasiswa menjadi dewasa bukan hanya sebuah pilihan tetapi merupakan sebuah keharusan untuk hidup lebih baik dari sebelumya dan bisa menjadi lebih mandiri baik mandiri secara pribadi maupun mandiri secara materi. Seorang mahasiswa yang mandiri dan dewasa dapat diketahui memiliki beberapa karakteristik, seperti disebutkan dalam sebuah akronim. Seorang yang dewasa biasanya memiliki sikap 3R (Reliable, Responsible, Reasonable). Reliable yang dalam bahasa Indonesia berarti “dapat diandalkan”, tentunya sikap ini harus dimiliki oleh seorang mahasiswa yang dewasa dan mandiri. Karena mereka terkadang menjadi tumpuan teman-teman atau orang-orang yang ada di sekitarnya. Yang kedua adalah Responsible yang berarti orang yang selalu bertanggung jawab atas apa yang dia perbuat serta siap menanggung resiko apapun yang harus dihadapi. Terakhir sikap yang harus dimiliki mahasiswa adalah Reasonable yang berarti beralasan, karena setiap apapun yang dilakukannya haruslah dilandasi dengan dasar pemikiran dan tujuan yang jelas.
Lawan dari sifat mandiri adalah ketergantungan pada orang lain. Sifat ini pula yang menjadi salah satu racun bagi mahasiswa. Ketergantungan pada orang lain malah akan melemahkan mahasiswa, baik dari segi softskill maupun dari segi materil. Kemampuan khusus (Softskill) tidak akan pernah berkembang jika semua hal diserahkan pada orang lain. Bahkan dalam banyak kasus mahasiswa sering menggantungkan tugas akhirnya (baca : Skripsi) pada orang lain. Efeknya, selain tidak menambah kapasitasnya sebagai peneliti, nantinya juga akan terkena imbas akademik, misalnya jika ketahuan bahwa tulisan tersebut bukan karya original. Bisa jadi sanksi yang dikeluarkan pihak kampus berupa ketidaklulusan dan harus menulis ulang.
2. Agamis
Agamis adalah pandangan atau aktifitas hidup yang merujuk pada Agama.
Sebuah kesuksesan kiranya juga tidak dapat kita raih jika bukan karena usahan dan doa kita kepada Allah SWT. Oleh karena itu, menjadi mahasiswa agamis juga merupakan bentuk kesyukuran kepada Allah.
Alasan lain kenapa harus menjadi mahasiswa agamis karena dengan begitu kita akan terpacu melakukan aktifitas positif dan menghindari hal-hal negatif yang menghambat kesuksesan. Contoh saat hendak melakukan kecurangan saat ujian, mahasiswa agamis akan sangat berhati-hati sebab saat melakukan hal tersebut akan melakukan dua kesalahan, pertama karena melanggar peraturan akademik kedua karena sudah melakukan tindakan yang berujung pada ketidakjujuran. Tentu kebohongan merupakan sebuah tindakan yang diharamkan oleh agama.
Konon lagi di Aceh, provinsi yang menetapkan syariat islam sebagai landasan hukum. Harusnya dengan aturan ini mahasiswa lebih memahami tentang perannya sebagai penegak syariat. Sebab jika dari mahasiswanya sendiri sudah melakukan praktik-praktik yang menyimpang dari syariat. Terlebih lagi orang lain yang jauh dari dunia intelektual.
Bukti lain bahwa menjadi mahasiswa agamis akan berujung pada kesuksesan belajar di perkuliahan, dapat kita lihat pada kasus Mohammad Yasya Bahrul Ulum mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) yang berhasil membawa pulang medali emas dalam International Mathematics Competition (IMC) for University Student 2014.
Setelah diselidiki ternyata kesuksesan Yasya di ajang olimpiade Matematika tidak hanya karena ketekunannya dalam belajar dan berlatih soal. Ia selalu menyempatkan diri untuk salat malam setiap harinya.
Menurutnya, rutinitas tersebut ia lakukan untuk membangun mental positifnya.
3. Leadership (Jiwa Kepemimpinan)
Jiwa kepemimpinan atau leadership erat kaitannya dengan kesuksesan mahasiswa. Sebab jiwa kepemimpinan sangat diperlukan dalam sebuah tim. Terlebih didunia kerja, adanya leadership merupakan sebuah keharusan. Maka tak heran jika perusahaan-perusahaan yang membuka lapangan kerja menuntut para mahasiswa memikili kemampuan dalam memimpin.
Dalam kegiatan Job Fair para calon yang hendak melamar pada sebuah perusahaan tertentu haruslah menyiapkan Curiculum Vitae (CV) terbaiknya. Tentu elemen yang juga menjadi stressing point adalah pada pengalaman dalam organisasi. Semakin banyak berorganisasi dengan jabatan strategis maka semakin besar peluang untuk diterima perusahaan tersebut. Apapun organisasinya. Sebab organisasi manapun pasti memiliki akar yang sama, yakni leadership.
A.Rani Usman dalam bukunya yang berjudul Kampus Sebagai Institusi Pencerahan mengatakan mahasiswa yang mau berkecimpung dalam suatu organisasi lebih cepat berhasil daripada yang tidak. Baik dalam masyarakat maupun pada masa kuliah. Sebab organisasi dijadikan wahan melatih diri, terutama kepemimpinan. Namun demikian, meski kadang prestasi yang mereka dapatkan dibangku kuliah biasa-biasa saja tetapi mutu dan intelektualnya sangat meyakinkan.
Oleh karenanya, betapa sangat dibutuhkan mahasiswa yang berjiwa pemimpin. Untuk ada beberapa tips mudah yang bisa diterapkan untuk membangun leadership sejak dini. Hal ini kemukakan oleh Dale Carnegie yakni berupa sembilan cara yaitu : menghindari kritik yang menjatuhkan, berikan penghargaan, memotivasi orang lain, beri perhatian, senyum, mengingat nama, menjadi pendengar yang baik, membicarakan minat yang disukai lawan bicara, jadikan orang lain sebagai orang yang penting.
4. Aktif
Jelas sekali, jadi mahasiswa aktif itu sebuah kewajiban. Sebaliknya, hindari menjadi mahasiwa pasif.
Menurut hemat saya, mahasiswa harus aktif dalam dua hal.
Pertama. Aktif dalam kegiatan akademik. Semua kegiatan yang berbau pada perkuliahan harus kita ikuti dengan serius. Saat perkuliahan berlangsung kita bukan hanya dituntut menjadi pendengar yang baik tetapi juga menjadi penanya dan penjawab yang baik. Semakin aktif dikelas tentu meningkatkan nilai kita dimata dosen. Aktif dalam akademik sangat berpengaruh pada nilai (baca: IPK) dan bahkan pada kompetisi-kompetisi bidang studi yang kita ikuti. Oleh karena itu aktif saat belajar merupakan keharusan karena menjadi ciri khas mahasiswa berprestasi
Kedua. Aktif dalam kegiatan non akademik. Kegiatan ini bisa apa saja, seminar, donor darah, bakti sosial workshop dan lain-lain. Dan menurut saya, kegiatan non akademik lebih sangat berpengaruh pada kehidupan kita dibanding kegiatan akademik, pebandingannya hingga 70 : 30 . Sebabnya, kegiatan akademik hanya terbatas pada bidang studi yang kita lakoni saja, berbeda dengan kegiatan non akademik yang akan berpengaruh pada kapasitas diri dan relasi.
Ini adalah alasan paling penting tentang mengapa kita harus aktif di kampus. Minimnya jaringan adalah penyesalan yang biasanya muncul dari para fresh graduate. Padahal, kampus telah menawarkan berbagai kesempatan bagi kita untuk belajar dan membangun jaringan.
Selain itu, buah dari aktif disetiap kegiatan yaitu tumbuhnya sifat kreatif. Jika kita pikir, mahasiswa yang sering mengikuti seminar enterpreneur tentu dalam dirinya tumbuh ide untuk mengembangkan semangat berwirausaha itu. Sekali lagi semua bergantung pada keaktifan mahasiswa, hingga selanjutnya akan merubah mahasiswa biasa menjadi mahasiswa kreatif.
Dan yang pasti, tidak ada mahasiswa yang produktif kecuali mahasiswa aktif. Oleh karena itu mahasiswa sukses adalah mahasiswa yang aktif diberbagai kegiatan.
5. Sikap (Attitude)
Sikap juga jadi penentu kesuksesan seseorang dalam studinya di perkuliahan. Secerdas apapun orang tersebut jika sikapnya tidak baik maka tidak ada gunanya.
Mengutip tulisan Asep Syahidin Al Misky bahwa Sikap atau sopan santun merupakan dasar yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa. Prestasi tanpa sopan santun bak singa kelaparan, daging apapun akan diterkamnya tak memikirkan itu baik atau buruk buatnya. Sama halnya dengan mahasiswa, mereka akan melakukan apa saja untuk meningkatkan prestasi akademisnya, dengan mencontek misalnya. Padahal itu adalah salah satu perbuatan mahasiswa yang tidak memiliki sopan santun pada dirinya sendiri dan menganggap dirinya tidak mampu dan percaya diri.
Banyak orang yang menganggap sopan santun mengurangi rasa kebebasan bergaul, tetapi mengertilah bahwa dengan kita berlaku sopan santun kita akan dihargai orang lain.
Sebenarnya sikap ini adalah pelengkap dari semua yang telah saya jabarkan diatas. Jika kemudian sifat mandiri, agamis, punya jiwa kepemimpinan dan aktif tetapi tidak memiliki sikap yang baik, semuanya sia-sia saja. Jadi mari kita berperilaku yang baik kepada orang disekitar kita, dosen, teman, keluarga bahkan orang yang tidak kita kenal sekalipun.
Demikian tulisan ini. kiranya dapat bermanfaat untuk kita semua. Terkhusus untuk UUI (Universitas Ubudiyah Indonesia). Semoga dengan sistem M.A.L.A.S ini, Tercipta mahasiswa yang berprestasi dan berkarakter. Dan menjadikan UUI yang dikenal sebagai kampus cyber sebagai Kampus Impian.
Namun apa yang diharapkan mungkin belum sepenuhnya didapatkan. Pasalnya banyak mahasiswa yang sudah lulus malah menjadi pengangguran, Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran sarjana atau lulusan universitas pada Februari 2013 mencapai 360 ribu orang, atau 5,04% dari total pengangguran yang mencapai 7,17 juta orang. Data ini juga menjadi fakta bahwa kapasitas mahasiswa indonesia masih terbilang rendah.
Banyak faktor yang menyebabkan kenapa hal ini terjadi. Tentu selain faktor fasilitas yang kurang memadai, tenaga pengajar yang kurang, sampai perhatian pemerintah akan kompetensi mahasiswa masih begitu rendah, juga terdapat faktor internal dari mahasiswa itu sendiri. Banyak mahasiswa yang tidak memahami kapasitas belajarnya dikampus, juga bagian penting dari kesuksesan dimasa kuliah. Alhasil, banyak mahasiswa yang menghabiskan waktu dengan hal yang sia-sia.
Menjadi mahasiswa yang sukses dalam perkuliahan sebenarnya tidak terlalu sulit. Beragam tulisan juga pernah membahas tentang persoalan yang satu ini. Jangan Kuliah Kalo Nggak Sukses karya Setia Furqan Khalid misalnya, juga khusus membahas tips dan trik tentang mahasiswa yang sukses di dunia perkuliahan. Tapi dalam kesempatan ini saya akan membahas cara menjadi mahasiswa yang sukses dengan sistem M.A.LA.S. Dan berikut caranya:
Mahasiswa Mandiri (Taken From http://ubyssey.ca) |
Jadi mahasiswa sukses artinya harus siap mandiri. Selain mandi sendiri, kita juga wajib melakukan aktifitas lain sendirian.
Menurut Riki Sunjani Mahasiswa mandiri bisa dikategorikan ke dalam dua bagian, pertama mahasiswa yang mandiri secara kepribadian dan yang selanjutnya adalah mahasiswa yang mandiri dari segi materi. Keduanya jelas memiliki definisi berbeda, namun kedua sifat mandiri ini bisa dimiliki oleh seorang mahasiswa.
Pribadi mandiri dalam figur seorang mahasiswa sangatlah didambakan dan dibanggakan, baik oleh keluarganya dan teman-teman yang berada di sekitarnya. Mahasiswa yang mandiri sangat erat kaitannya dengan mahasiwa yang memiliki sifat kedewasaan, karena sifat kedewasaan inilah yang menuntun mahasiswa untuk lebih bersikap mandiri dalam hidupnya.
Ciri mahasiswa mandiri adalah mahasiswa yang memiliki kemampuan untuk mandiri dan bertanggung jawab di tengah arus besar tuntutan kebebasan. Seperti mengutip ungkapan yang dilontarkan oleh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh, beliau menyatakan “Yang bisa membedakaan mahasiswa dan siswa adalah kedewasaan. Mereka (mahasiswa) harus memegang dua hal substansial, yakni tanggung jawab dan kemandirian.”
Menjadi mahasiswa mandiri dan dewasa membutuhkan sebuah proses pendewasaan yang matang serta dibutuhkan analytical cases yang dalam. Orang yang sudah dewasa memiliki banyak kelebihan daripada seorang yang masih labil dari jati dirinya sendiri atau masih mencari jati dirinya. Orang dewasa tidak hanya dapat dilihat dari segi umur dan pengalaman hidupnya, karena orang yang berumur bukan berarti orang yang dewasa. Seperti sebuah istilah yang menyatakan “menjadi tua adalah pasti, menjadi dewasa adalah pilihan.” Jadi, seseorang yang memiliki umur lebih tua belum bisa di judge sebagai seorang yang memiliki kedewasaan.
Bagi para mahasiswa menjadi dewasa bukan hanya sebuah pilihan tetapi merupakan sebuah keharusan untuk hidup lebih baik dari sebelumya dan bisa menjadi lebih mandiri baik mandiri secara pribadi maupun mandiri secara materi. Seorang mahasiswa yang mandiri dan dewasa dapat diketahui memiliki beberapa karakteristik, seperti disebutkan dalam sebuah akronim. Seorang yang dewasa biasanya memiliki sikap 3R (Reliable, Responsible, Reasonable). Reliable yang dalam bahasa Indonesia berarti “dapat diandalkan”, tentunya sikap ini harus dimiliki oleh seorang mahasiswa yang dewasa dan mandiri. Karena mereka terkadang menjadi tumpuan teman-teman atau orang-orang yang ada di sekitarnya. Yang kedua adalah Responsible yang berarti orang yang selalu bertanggung jawab atas apa yang dia perbuat serta siap menanggung resiko apapun yang harus dihadapi. Terakhir sikap yang harus dimiliki mahasiswa adalah Reasonable yang berarti beralasan, karena setiap apapun yang dilakukannya haruslah dilandasi dengan dasar pemikiran dan tujuan yang jelas.
Lawan dari sifat mandiri adalah ketergantungan pada orang lain. Sifat ini pula yang menjadi salah satu racun bagi mahasiswa. Ketergantungan pada orang lain malah akan melemahkan mahasiswa, baik dari segi softskill maupun dari segi materil. Kemampuan khusus (Softskill) tidak akan pernah berkembang jika semua hal diserahkan pada orang lain. Bahkan dalam banyak kasus mahasiswa sering menggantungkan tugas akhirnya (baca : Skripsi) pada orang lain. Efeknya, selain tidak menambah kapasitasnya sebagai peneliti, nantinya juga akan terkena imbas akademik, misalnya jika ketahuan bahwa tulisan tersebut bukan karya original. Bisa jadi sanksi yang dikeluarkan pihak kampus berupa ketidaklulusan dan harus menulis ulang.
Mahasiswa Agamis (Taken From www.musharrafhussain.com) |
Agamis adalah pandangan atau aktifitas hidup yang merujuk pada Agama.
Sebuah kesuksesan kiranya juga tidak dapat kita raih jika bukan karena usahan dan doa kita kepada Allah SWT. Oleh karena itu, menjadi mahasiswa agamis juga merupakan bentuk kesyukuran kepada Allah.
Alasan lain kenapa harus menjadi mahasiswa agamis karena dengan begitu kita akan terpacu melakukan aktifitas positif dan menghindari hal-hal negatif yang menghambat kesuksesan. Contoh saat hendak melakukan kecurangan saat ujian, mahasiswa agamis akan sangat berhati-hati sebab saat melakukan hal tersebut akan melakukan dua kesalahan, pertama karena melanggar peraturan akademik kedua karena sudah melakukan tindakan yang berujung pada ketidakjujuran. Tentu kebohongan merupakan sebuah tindakan yang diharamkan oleh agama.
Konon lagi di Aceh, provinsi yang menetapkan syariat islam sebagai landasan hukum. Harusnya dengan aturan ini mahasiswa lebih memahami tentang perannya sebagai penegak syariat. Sebab jika dari mahasiswanya sendiri sudah melakukan praktik-praktik yang menyimpang dari syariat. Terlebih lagi orang lain yang jauh dari dunia intelektual.
Bukti lain bahwa menjadi mahasiswa agamis akan berujung pada kesuksesan belajar di perkuliahan, dapat kita lihat pada kasus Mohammad Yasya Bahrul Ulum mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) yang berhasil membawa pulang medali emas dalam International Mathematics Competition (IMC) for University Student 2014.
Setelah diselidiki ternyata kesuksesan Yasya di ajang olimpiade Matematika tidak hanya karena ketekunannya dalam belajar dan berlatih soal. Ia selalu menyempatkan diri untuk salat malam setiap harinya.
Menurutnya, rutinitas tersebut ia lakukan untuk membangun mental positifnya.
Mahasiswa berjiwa pemimpin (Taken From www.worldvision.com.au) |
Jiwa kepemimpinan atau leadership erat kaitannya dengan kesuksesan mahasiswa. Sebab jiwa kepemimpinan sangat diperlukan dalam sebuah tim. Terlebih didunia kerja, adanya leadership merupakan sebuah keharusan. Maka tak heran jika perusahaan-perusahaan yang membuka lapangan kerja menuntut para mahasiswa memikili kemampuan dalam memimpin.
Dalam kegiatan Job Fair para calon yang hendak melamar pada sebuah perusahaan tertentu haruslah menyiapkan Curiculum Vitae (CV) terbaiknya. Tentu elemen yang juga menjadi stressing point adalah pada pengalaman dalam organisasi. Semakin banyak berorganisasi dengan jabatan strategis maka semakin besar peluang untuk diterima perusahaan tersebut. Apapun organisasinya. Sebab organisasi manapun pasti memiliki akar yang sama, yakni leadership.
A.Rani Usman dalam bukunya yang berjudul Kampus Sebagai Institusi Pencerahan mengatakan mahasiswa yang mau berkecimpung dalam suatu organisasi lebih cepat berhasil daripada yang tidak. Baik dalam masyarakat maupun pada masa kuliah. Sebab organisasi dijadikan wahan melatih diri, terutama kepemimpinan. Namun demikian, meski kadang prestasi yang mereka dapatkan dibangku kuliah biasa-biasa saja tetapi mutu dan intelektualnya sangat meyakinkan.
Oleh karenanya, betapa sangat dibutuhkan mahasiswa yang berjiwa pemimpin. Untuk ada beberapa tips mudah yang bisa diterapkan untuk membangun leadership sejak dini. Hal ini kemukakan oleh Dale Carnegie yakni berupa sembilan cara yaitu : menghindari kritik yang menjatuhkan, berikan penghargaan, memotivasi orang lain, beri perhatian, senyum, mengingat nama, menjadi pendengar yang baik, membicarakan minat yang disukai lawan bicara, jadikan orang lain sebagai orang yang penting.
Mahasiswa Aktif (Taken From www.whichblankareyou.com) |
Jelas sekali, jadi mahasiswa aktif itu sebuah kewajiban. Sebaliknya, hindari menjadi mahasiwa pasif.
Menurut hemat saya, mahasiswa harus aktif dalam dua hal.
Pertama. Aktif dalam kegiatan akademik. Semua kegiatan yang berbau pada perkuliahan harus kita ikuti dengan serius. Saat perkuliahan berlangsung kita bukan hanya dituntut menjadi pendengar yang baik tetapi juga menjadi penanya dan penjawab yang baik. Semakin aktif dikelas tentu meningkatkan nilai kita dimata dosen. Aktif dalam akademik sangat berpengaruh pada nilai (baca: IPK) dan bahkan pada kompetisi-kompetisi bidang studi yang kita ikuti. Oleh karena itu aktif saat belajar merupakan keharusan karena menjadi ciri khas mahasiswa berprestasi
Kedua. Aktif dalam kegiatan non akademik. Kegiatan ini bisa apa saja, seminar, donor darah, bakti sosial workshop dan lain-lain. Dan menurut saya, kegiatan non akademik lebih sangat berpengaruh pada kehidupan kita dibanding kegiatan akademik, pebandingannya hingga 70 : 30 . Sebabnya, kegiatan akademik hanya terbatas pada bidang studi yang kita lakoni saja, berbeda dengan kegiatan non akademik yang akan berpengaruh pada kapasitas diri dan relasi.
Ini adalah alasan paling penting tentang mengapa kita harus aktif di kampus. Minimnya jaringan adalah penyesalan yang biasanya muncul dari para fresh graduate. Padahal, kampus telah menawarkan berbagai kesempatan bagi kita untuk belajar dan membangun jaringan.
Selain itu, buah dari aktif disetiap kegiatan yaitu tumbuhnya sifat kreatif. Jika kita pikir, mahasiswa yang sering mengikuti seminar enterpreneur tentu dalam dirinya tumbuh ide untuk mengembangkan semangat berwirausaha itu. Sekali lagi semua bergantung pada keaktifan mahasiswa, hingga selanjutnya akan merubah mahasiswa biasa menjadi mahasiswa kreatif.
Dan yang pasti, tidak ada mahasiswa yang produktif kecuali mahasiswa aktif. Oleh karena itu mahasiswa sukses adalah mahasiswa yang aktif diberbagai kegiatan.
Mahasiswa Sopan |
Sikap juga jadi penentu kesuksesan seseorang dalam studinya di perkuliahan. Secerdas apapun orang tersebut jika sikapnya tidak baik maka tidak ada gunanya.
Mengutip tulisan Asep Syahidin Al Misky bahwa Sikap atau sopan santun merupakan dasar yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa. Prestasi tanpa sopan santun bak singa kelaparan, daging apapun akan diterkamnya tak memikirkan itu baik atau buruk buatnya. Sama halnya dengan mahasiswa, mereka akan melakukan apa saja untuk meningkatkan prestasi akademisnya, dengan mencontek misalnya. Padahal itu adalah salah satu perbuatan mahasiswa yang tidak memiliki sopan santun pada dirinya sendiri dan menganggap dirinya tidak mampu dan percaya diri.
Banyak orang yang menganggap sopan santun mengurangi rasa kebebasan bergaul, tetapi mengertilah bahwa dengan kita berlaku sopan santun kita akan dihargai orang lain.
Sebenarnya sikap ini adalah pelengkap dari semua yang telah saya jabarkan diatas. Jika kemudian sifat mandiri, agamis, punya jiwa kepemimpinan dan aktif tetapi tidak memiliki sikap yang baik, semuanya sia-sia saja. Jadi mari kita berperilaku yang baik kepada orang disekitar kita, dosen, teman, keluarga bahkan orang yang tidak kita kenal sekalipun.
Demikian tulisan ini. kiranya dapat bermanfaat untuk kita semua. Terkhusus untuk UUI (Universitas Ubudiyah Indonesia). Semoga dengan sistem M.A.L.A.S ini, Tercipta mahasiswa yang berprestasi dan berkarakter. Dan menjadikan UUI yang dikenal sebagai kampus cyber sebagai Kampus Impian.
mahasiswa seharusnya harus MALAS...
ReplyDeleteMALAS menunda tugas...
MALAS kuliah aja...
MALAS, MALAS, dan MALAS...
yang lebih penting MALAS cuma baca diktat doangg.. :)
Bacaan yang bagus untuk para mahasiswa...
oke. benar sekali kak. makasih banyak udah mampir
ReplyDeleteMALAS Ah...
ReplyDeletemari kita jd mahasiswa malas!
ReplyDeleteudah kk komen ya ruslan! :D haha
bang TM. makasih atas kemalasannya ya
ReplyDeletemakasih kak cut.. jangan malas2 ya
ReplyDeletewahh harus jadi mahasiswa MALAS kalo begitu hehehe Top markotop (y)
ReplyDeleteyupz. benar sekali. hidup mahasiswa malas
ReplyDeleteHampir terjebak dgn judulnya. Bermanfaat sekali isi artikelnya. semoga bisa diambil manfaatnya oleh kita semua.
ReplyDeleteWah,,,, no comment lagi nih... speechless saya... artikel yang menarik, bermamfaat, menambah motivasi dan wawasan kita semua....
ReplyDeletetulisan ini harus masuk "kurikulum" OSPEK MABA 2015, hari ini pengkaderan maba via Ospek justru menghasilkan robot-robot yang patuh pada aturan senior, beranikah kita membongkar kebiasaan lama Ospek yang jauh dari M.A.L.A.S
ReplyDeletebang syukri aba : makasih banyak bang. harapannya bisa bermanfaat untuk banyak orang.
ReplyDeletebang Andi : betul kali bang. sudah saatnya kita hapus sistem ospek yang konvensional.
ReplyDeleteKeren kali ikhwan grafis
ReplyDeletepanjang kali tulisannya..
doain qu biar selesai jga ya
hahaha.. chairil kaka pasti belom baca. atau gak sanggup baca
ReplyDeletehahaha. tau aja bang akmal
ReplyDeleteKomen sebelum baca boleh kan?..
ReplyDeleteGREaT....!
Ayo jadi mahasiswa Malas
hehe. gak masalah. makasih banyk
ReplyDeleteNumpang lewat ya bosss... :3
ReplyDeletehaahha.. akhirnya masuk juga komen bang wendi
ReplyDeleteTau ah, Malas saya jadi orang Malas :D
ReplyDeleteHahaha... Bisa diterapkan ni untuk mahasiswa.. good2 .. :D
ReplyDeletegreat (y)
ReplyDeletemalas disini bermakna positif bang jack
ReplyDeleteoke. makasih fathur
ReplyDeleteThanks ika
ReplyDeleteKeren tulisannya lan,.
ReplyDeletemesti masuk koran ini, biar dibaca ama mahasiswa2 yang doyannya baca koran aja di kde kopi,
Tapi ini bukan ttg ke M.A.L.A.S an abang kan?? hahaha
terus kalau malas jadi orang malas bukannya itu artinya saya rajin ya :v
ReplyDeletesemakin lama. kata M.A.L.A.S sepertinya akan jadi trending topic. Yang penting abang jangan malas. loh tapi artikel ini suruh kita malas?.. jadi bingung sendiri
ReplyDeleteBang jack hahahaha... seharusnya malas + malas = malas2. )sangat sangat malas.
ReplyDeleteYa btol setengah baca bro
ReplyDeletenagantok kali aqu
hahaha. gak ngantok pun, ente pasti gak sanggup baca.
ReplyDeletehahaha,kalo gitu ayo...kita menjadi mahasiswa malas
ReplyDeletebetol amri. emang jadi mahasiswa M.A.L.A.S itu bagus
ReplyDeletemahasiswa malas tapi berkelas ...
ReplyDeletekeren.. keren ....
hehe. makasih
ReplyDeleteKren banget
ReplyDeletemksh bro
ReplyDeletehebat,.... artikel seperti ini harusnya diganjar peringkat 2 atau 3 hahaha
ReplyDeleteHampir sempurna lan..
ReplyDeleteDari tulisan ini bisa dikembangkan menjadi sebuah lembaga konseling buat para mh.
Buka lembga konseling mh m.a.l.a.s.
#job + buka lowongan bagi mh2 yg berbakat.
sebenarnya malas beneran jg gpp, yg penting IPK bagus, disayang dosen, lulus cumlaude, dpt kerja, gaji besar, istri cantik, dah cukup,,hehe
ReplyDeletemantap akh...
ReplyDeletehidup mahasiswa malas.. :D
hehe
bang sanu. seandainya abang jurinya mungkin tulisan ini udah dapat juara. hehhe
ReplyDeletehahaha.. betol epi, syangnya ane bukan mahasiswa konseling. cuma mahasiwa pendidikan yang ingin berbagi
ReplyDeleteMaharesi. gimana caranya jadi mahasiswa gitu, kalo dia gaj menghindari sifat malas.??
ReplyDeleteYuk ber Malas Malas Ria
ReplyDeleteYuk ber Malas Malas Ria
ReplyDeleteGue semua tuh :D
ReplyDeleteInda.. yuk mari
ReplyDeleteCan't say anything. That's cool.. :) haha
ReplyDeletethanks nanda...
ReplyDeletejadi mahasiswa M.A.L.A.S klo mau sukses :D (y)
ReplyDeleteBetol kali tu..
ReplyDeleteWuiiih... Sempat linglung, Ini postingan blog apa sekripsi, bahasanya ilmiah, banyak referensi, top daah... kita semua harus jadi mahasiswa malas niii, malas aaah... :D
ReplyDeletehahha.. maklum baah. intelektual sejati.
ReplyDeletewahhh keren keren bang , pas baca judulnnya bikin penasaran , cukup menarik perhatian :)
ReplyDeletetrus berkarya (Y)
makasih dek
ReplyDeleteMALAS kita berbeda versi bro.. :3
ReplyDeleteMantap li, banyak referensi.
ReplyDeleteWell, I like it
Hopefully, I'll be the next M.A.L.A.S Student :)
Doain saya aja biar cepet2 jadi mahasiswi lagi :D
mahasiswi S2 ya kak.. amien, insyaAllah tercapai menuju jenjang S2 nya
ReplyDeleteVersi loe, malas yang sebenarnya kan wanda.
ReplyDeletemending jadi yang pinter aja. ditunggu komen baliknya di:
ReplyDeletehttp://belajarnegara.blogspot.com/2015/01/sukses-menjadi-mahasiswa-dan-menjadi.html
keren, banyak ilmu yg kita dapatkan dsini dan banyak cara mngatasi malas, kreatif.. (Y)
ReplyDeletesuka dg tulisan ini :)
Kereeen Broo
ReplyDeleteterima kasih semuanya..
ReplyDeleteSangant memberikan Inspirasi sekali klo ada waktu follow balik ya http://indoteknokom.blogspot.com
ReplyDeletebagus nih infonya..buat motivasi diri sendiri tentunya :D
ReplyDeleteiya..thanks bro
ReplyDelete