
Perjalanan panjang mengantarkan UIN Ar-Raniry hingga ke usia ke 51 tahun. Artinya, jika diibaratkan seorang manusia, maka ia berupa orang tua paruh baya yang sudah mengenyam banyak pahit getirnya kehidupan. Iya, pengalaman-pengalaman itu pula yang terjadi pada kampus ini. Mulai dari pergantian rektor per 5 tahun kepengurusan, pembangunan dan renovasi fisik gedung, perubahan status dari IAIN menjadi UIN hingga aktualisasi sistem birokrasi.
Seharusnya dari pengalaman-pengalaman tersebut UIN Ar-Raniry menjadi salah satu universitas yang bukan hanya bersaing diranah nasional, tetapi juga tingkat internasional. Namun kenyataan kontribusi kampus biru ini masih terbilang minim. Bahkan Menurut data pada Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, sebanyak 14.970 orang sarjana keluaran dari berbagai Universitas di Aceh menganggur atau tidak mempunyai pekerjaan. Artinya walaupun tidak tahu pasti berapa sumbangsi UIN Ar-Raniry dalam mencetak sarjana-sarjana pengangguran tersebut. Tetapi tetap saja ini menjadi masalah besar untuk kampus setingkat UIN. Belum lagi partisipasi diberbagai event-event yang melibatkan berbagai kalangan, juga masih terlihat jarang.
Bercerita tentang kampus impian, apalagi terkait si kampus biru. Maka ini hanya sekedar Ekspektasi atau harapan ke depan. Sebab, menjadi kampus impian artinya harus memiliki differensiasi dengan kampus lain juga ditunjang dengan fasilitas yang memadai. Nah, selanjutnya untuk melihat apakah sebuah kampus sudah tergolong kampus yang ideal, biasanya digunakan parameter jumlah mahasiswa yang mendaftar setiap tahunnya. Webometrics ditahun ini juga telah merilis peringkat kampus terfavorit se indonesia dengan jawaranya adalah UGM (Universitas Gajah Mada) yang disusul oleh ITB (Institut Teknologi Bandung). Dan di tahun ini kedua kampus tersebut memiliki masing-masing 62.875 dan 53.497 pendaftar SNMPTN dan SBMPTN. Berbeda dengan UINAR yang hanya memiliki sekitar 20 ribu pendaftar baik itu dari undangan, SPAN, UM PTAIN dan SPMB PTAIN. Bahkan hasil tersebut masih kalah dengan jumlah pendaftar dikampus tetangga UNSYIAH yang mencapai 30 ribu pendaftar baik SNMPTN maupun SBMPTN.
![]() |
REKTOR (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Farid Wajdi (kiri) menyambut kedatangan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Azwar Abubakar pada acara Rapat Senat Terbuka di kampus. |
Memang untuk menjadi kampus impian harus dilakukan dengan berkala, tidak serta merta "sim salabim" bisa langsung berubah. Saya pikir tatanan dan pola kerja pejabat kampus juga harus di akselerasi, sehingga kampus dambaan rakyat Aceh ini juga cepat berubah.
Penanaman ide kreatif untuk pembangunan kampus juga harus digalakkan. Kita mungkin bisa belajar dari Ide Super Global University yang diusung pemerintah jepang, salah satu reformasi yang tengah disiapkan untuk kemajuan negaranya. Ini merupakan satu rancangan kampus internasional yang dikelola atau ditunjuk oleh Pemerintah Jepang untuk bisa beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat internasional. Dan ada 30 perguruan tinggi Jepang akan ambil bagian dalam konsep ini.
Selain itu, pengembangan kapasitas mahasiswa juga ikut diperhatikan. Kegiatan-kegiatan penunjang untuk mensuplai ide kreatif mahasiswa harus digencarkan. Sebagaimana yang dilakukan oleh Universitas Multimedia Nusantara (UMN) yang
membangun "New Media Research Center" . Pusat riset media ini dibangun untuk menangkap ide kreatif baik dari lingkungan mahasiswa UMN sendiri maupun mahasiswa di luar UMN. Dan hebatnya lagi setiap mahasiswa baik dari UMN maupun di luar UMN diberi kesempatan untuk menyampaikan ide kreatifnya baik berupa ide bisnis atau ide tentang suatu karya yang dapat dijual. Pihak UMN sendiri akan memfasilitasi baik berupa alat, pelatihan, ruang hingga dukungan modal.
UINAR juga harus berbenah untuk menghadapi pasar bebas ASEAN 2015 mendatang. Banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Dengan begitu UINAR mampu berkompetisi di ranah ASEAN.
Memang pembenahan itu butuh waktu yang cukup lama. Tapi setidaknya ada gambaran yang jelas bahwa kemajuan UINAR akan semakin meningkat. Dan menurut saya puncaknya di 2025. Dimana UINAR akan masuk dalam jajaran kampus bonafit internasional, menjadi kiblat kajian ilmiah Indonesia, menjadi tempat produksi mahasiswa kreatif dan produktif, melahirkan sarjana berjiwa enterpreneur juga berkarakter islami.
Namun, catatan yang harus diingat bahwa, Ekspetasi diatas akan benar-benar menjadi kenyataan. Jika seluruh elemen kampus ikut bermuhasabah dan memperbaiki diri. Rektorat yang berbenah di urusan peraturan dan pembangunannya, Birokrat yang berbenah diurusan birokrasinya, dosen yang berbenah dengan metode pembelajarannya dan tentu saja mahasiswa berbenah dengan semangat dan kreatifitasnya.
Sumber :
http://aceh.tribunnews.com/2014/08/07/6-fakultas-baru-uin-ar-raniry-mulai-terima-mahasiswa
http://aceh.tribunnews.com/2014/09/16/menag-akan-resmikan-uin-ar-raniry
http://edukasi.kompas.com/read/2014/06/19/0427252/
http://rri.co.id/post/berita/86941/daerah/
http://regional.kompas.com/read/2014/06/17/1522006/
http://www.tahupedia.com/content/show/409/
http://detak-unsyiah.com/headline/snmptn-2014-unsyiah-terima-2-200-mahasiswa.html
http://tekno.kompas.com/read/2011/11/19/1256242/
0 komentar
Post a Comment