Monday, 21 April 2014

Keluarga itu bernama, FLP ! (Memoar Inaugurasi 2014)

Cerita ini bermula saat saya sedang surfing diinternet. Kira-kira akhir 2010. Ya, waktu itu saya masih memakai seragam putih abu-abu. Saya dapati sebuah logo unik bertuliskan FLP (Forum Lingkar Pena), yang dipostkan salah satu teman FB saya, walaupun masih asing dengan logo ini. Saya sempat searching mengenai identitas lembaga yang terdengar seperti organisasi kepenulisan itu. Setidaknya saya dapat gambaran umumnya.

Menariknya. di awal 2012 saya mulai tertarik melihat geliat perkembangan organisasi ini. Terlebih saat saya mengetahui bahwa FLP juga telah membuka cabang di Aceh. Beberapa kali saya mengunjungi website mereka. Melihat berbagai tulisan-tulisan yang luar biasa. Dan mulai saat itu, tergerak hati saya untuk bergabung besama mereka.

Pencarian informasi seputar rekutmenya sudah saya mulai sejak tahun 2012. Dan alhamdulillah ternyata diawal 2013 informasi itu saya dapatkan. Tidak lain dari grup FLP yang ada di Facebook. Tanpa berlama-lama, semua berkas foto dan karya, saya layangkan ke toko buku Dunia Muslim (Tempat penyerahan berkas). Setelah beres saya tinggal menunggu jadwal inaugurasinya. Tapi Informasi tentang jadwal Inaugurasi belum juga dikabarkan oleh panitia, padahal waktu itu adalah libur semester ganjil di UIN Ar-Raniry. Akhirnya saat saya tidak menemukan kepastian tentang tanggalnya, saya kemudian mudik ke kampung halaman, Aceh Tamiang. Gubraaakkk! Setelah 2 hari di kampung, masuklah sms yang mengabarkan bahwa inaugurasi akan diadakan 2 hari lagi. Sontak kabar itu membuat rasa hati saya bercampur aduk, sedih, marah, kecewa dan putus asa. Soalnya, jadwal liburan masih 1 minggu lagi, dan tidak mungkin kembali ke Banda Aceh dalam waktu yang sangat singkat. Saya benar-benar tidak habis fikir, kenapa panitia bisa se-egois itu. Hanya kemarahan terhadap panitia yang saya rasakan.

Setelah kejadin itu, saya sudah merelakan untuk tidak bergabung bersama FLP. Saya fikir hobi kepenulisan saya bisa dibangun dengan sendirinya. Kebetulan, saat itu saya juga sedang aktif-aktifnya nge-blog. Blog menjadi media saya belajar untuk menulis, walaupun genre kepenulisan saya berbeda jauh dengan orang pada umumnya. Saya lebih suka menulis tutorial seputar desain grafis ketimbang cerpen, puisi dan jenis sastra lain.

Namun saya tetap tidak meninggalkan informasi-informasi seputar FLP-Aceh. Saya terus mengikuti perkembangannya. Apalagi saat mereka membuat program blog mingguan. Ini benar-benar keren dalam benak saya. Setiap artikel yang masuk saya rajin membuka dan membacanya. Dan di akhir 2013, saya melihat tampilan website flp-aceh.net ternyata sudah dirombak ulang. Lebih bagus dari yang sebelumnya. Hal itu juga yang menumbuhkan hati saya untuk kembali bergabung bersama mereka. Karena salah satu impian saya menjadi web master. Dan sepertinya saya akan dapatkan itu jika bergabung disana selain ilmu tentang kepenulisan.

Minat yang tumbuh itu saya realisasikan langsung. Sempat menuliskan pertanyaan di grup sahabat FLP Aceh tentang jadwal rekrutmen. Namun tidak ada yang memberi komentar. Dan akhirnya untuk kedua kalinya saya mendapatkan informasi tentang OR tersebut setelah beberapa lama menunggu. Seketika itu pula saya siapkan dan kirimkan ke email flpaceh@gmail.com.

Ditanggal 29 maret 2014, saya mengikuti tahap awal seleksi yakni tes tulis dan wawancara. Setelah selama 1 jam kami mengerjakan soal. Tiba saatnya untuk tahap wawancara. Namun, sistem wawancara yang diterapkan oleh FLP belum saya jumpai dimanapun. Kreatif sekali! saya fikir. Wawancara terdiri dari 3 pos. Pos 1 tentang Keislaman, pos 2 tentang kepenulisan, pos 3 tentang keorganisasian. Nah, masing masing pos terdiri 1-3 orang pewawancara. Sehigga kadang-kadang peserta kelabakan karena pertanyaan yang bertubi-tubi. Termasuk juga saya. Dan yang paling menantang itu saat di pos kepenulisan, salah satu pewawancaranya adalah Ferhat Muchtar (Nanti saya ceritakan siapa orang ini). Saya diserang habis-habisan, walaupun saya tetap cengar-cengir mendengar pertanyaan-pertanyaannya. Sedangkan di pos keorganisasian, menurut saya ini pos yang paling tidak jelas. Pasalnya yang mewawancarai membuat saya tertawa terpingkal-pingkal. Dan disana saya benar-benar tidak serius menjawab. Tapi yang pasti, walaupun itu kali pertama bertemu, saya sudah merasa dekat dengat mereka. Mungkin ini yang dikatakan Chemistry ya. Ini juga yang membuat saya semakin yakin untuk melangkah lebih jauh bersama FLP.

Pengumuman pun keluar. Saya lekas membuka dan melihat ternyata lulus di nomor 2. Silahkan cek disini. Tinggal menunggu waktu inagurasinya saja yang diadakan tanggal 18-20 April 2014.

INAUGURASI 2014 FLP WILAYAH ACEH

Ini dia perhelatan akbar yang luar biasa. Dan menjadi ajang yang ditunggu-tunggu para peserta. Sampai tegangnya, saya berfikir harus benar-benar mempersiapkan semuanya. Bukan hanya persiapan logistik tapi juga wawasan tentang FLP. Jadilah website FLP sebagai sasaran. Saya mengobrak-abrik beberapa tulisannya, sebagai referensi jika nanti ada pertanyaan seputar ke-FLP-an. Disamping itu saya semakin tersentuh saat membaca tulisan-tulisan edisi spesial yang digawangi oleh ketua-ketua FLP mulai dari periode 2001. Saya semakin faham, kenapa dari tahun ketahun FLP bisa semakin maju. Karena mereka mempunyai punggawa-punggawa muda yang enerjik dan rela berkorban. Maka tak salah jika saya mengartikan FLP sebagai Forum Liga Pahlawan. Karena mereka berdedikasi dengan penuh keikhlasan. Apalagi kalau disinggung cerita kak Diana Roswita. Memilukan sekali.

Acara pembukaan dimulai. Tidak memakan waktu lama dan tak bertele-tele. Saya suka itu. Berbeda dengan training-training lainnya, diawal pertemuan kami disuguhi dengan game perkenalan unik yang belum pernah saya temui. Permainan dengan menggunakan diksi yang mengharuskan penanya bisa mengetahui identitas peserta lain. Cukup simpel tapi membuat kami harus berfikir keras. Kemana ide! kemana ide!. Akhirnya datang juga si ide. Dan mengantarkan saya sebagai peserta pembuat diksi terbaik, walaupun saya tidak yakin itu hasil objektif.


Hari pertama, hanya dicukupkan pada game dan kontrak belajar saja. Setelah selesai acara, kami langsung bergegas untuk tidur. Dikamar, kami saling memahami satu sama lain. Saya yakin setiap peserta punya pandangan tersendiri dengan peserta lain. Termasuk saya, mereka punya ciri khas masing-masing, ada yang jatuh hati dengan peserta perempuan dan saling curhat didalam kamar. Ada yang kalem, berbicara hanya jika ada hal penting saja dan ada yang rajin membaca, kayak saya gini. hehe

Tidur pukul 01.00 dan harus bangun 04.30. Keliatannya sih horor gitu. Tapi saya tidak terlalu terkejut. Soalnya kadang-kadang saya tidur dengan jam yang sama. Qiyamul lail, atau sholat malam menjadi agenda awal kami setelah bangun tidur. Disambung dengan sholat shubuh berjamaah yang juga menjadi aktifitas wajib. Setelah itu disambung dengan olah raga ringan Bersama bang Riazul Iqbal Pauleta alias Rio ( Panitia terlucu) . Senam yang dibawakannya menjadi senam teraneh menurut saya. Pasalnya semenjak masuk bela diri tarung derajat, senam saya selalu bercucuran dengan keringat. Tapi ini berbeda, senamnya adem ayem saja. 

Panitia Inaugurasi yang diimami bang Fikri, saya fikir sangat solid. Ada saja yang mereka kerjakan. Sibuk atau keliatan sok sibuk agak sulit membedakannya. Namun senyum tak luput dari pancaran wajah mereka yang unyu-unyu. Mereka belalu-lalang kesana kemari dengan tujuan agar acara bisa seperti yang di inginkan. Tapi hal lain yang harus diacungi jempol adalah sosmed media yang super update khususnya Twitter. TL dari akun @flpaceh dipenuhi dengan berita-berita seputar Inaugurasi. Dan tak lupa re-tweet dari beberapa follower aku tersebut. eits, jangan lupan follow saya ya, @ikhwangrafis.


Di inaugurasi sendiri, kami dibekali banyak ilmu dengan pemateri yang handal. Penasaran apa aja materi dan siapa saja mereka. Berikut adalah kesimpulan dari materi yang telah disampaikan dan pengenalan singkat tentang pematerinya, let's check it out!

1. Kak Nuril Annisa (Apa itu FLP?)

Beliau ini adalah ketua umum FLP wilayah aceh. Katanya sih dia masih co-ass dirumah sakit, maklum anak fakultas kedokteran. Pemilik akun @nurilannisa ini juga punya karakteristik tulisan yang berbeda. Sukanya dengan bahasa-bahasa abstrak yang agak sulit difahami. Tapi menurut beliau sendiri, itulah yang menunjukan ciri khasnya, jadi bukan masalah.

Materi yang disampaikan adalah seputar FLP itu sendiri. Pengenalan lebih dalam tentang pergerakan, pengoraganisasian dan beberapa sejarah berdirinya FLP. Saya jadi tahu, kalau ternyata penggagas berdirinya FLP diantaranya adalah Helvy Tiana Rosa, Maimon Herawati, dan Asma Nadia pada tanggal 22 Februari 1997. Tidak ketinggalan juga pengenalan tentang Rumah Cahaya (Baca hasilkan karya).

2. Kak Beby Haryanti Dewi (Write own story)

Salah satu penulis senior yang telah melahirkan banyak buku. Juga merupakan editor di Warta Unsyiah. Bukan hanya penulis hebat, tapi  juga adalah ibu yang hebat. Karena mampu mewarisi kemampuan menulis kepada anak-anaknya. Ada hal yang membuat saya menjadi lebih bangga saat bertemu salah satu senior FLP ini, yakni beliau berasal dari Aceh tamiang. Sama seperti saya.

Fokus pembahasannya adalah membuat cerita dengan berdasarkan pengalaman hidup sendiri. Misalnya kita bisa menulis berdasarkan rasa sedih, keinginan, ketakutan, kebencian, kelucuan, fikiran dan perjalan. Dari semua itu kita bisa merangkai kata dan menjadikannya sebagai sebuah cerita menarik. Karena sumber cerita yang paling besar adalah dari diri kita sendiri.

3. Bang R.H.Fitriadi ( Menulis buku itu mudah)

Beliau adalah penulis buku Marwah di Ujung Bara, The Gates of Heaven, dan Messiah Project. Salah satu penulis populer yang berasal dari Aceh. Disamping itu, walaupun tinggal di Lhokseumawe, tapi beliau menyempatkan diri untuk hadir dan memberi materi kepada kami. Bahkan saya sempat naik mobilnya saat hendak berangkat ke lokasi inaugurasi di Lubuk, Aceh Besar. 

Esensi dan tujuan menulis menjadi pembahasan kami saat itu. Satu hal yang masih terekam dengan jelas ucapannya adalah bahwa menulis itu penting. Sehingga saat kita menganggap menulis itu penting, maka orang lain tak bisa mengukur tujuan kita dalam menulis. Dan yang lebih penting adalah tidak semua orang pintar bisa menulis, karena hanya ketekunan dan kesabaran yang akan menjadikannya penulis sejati.

4. Muhadzir M. Salda alias Bang Maop (Menulis artikel di media massa)

Penulis di berbagai media ini adalah satu pemateri diacara inagurasi FLP. Lulusan fakultas teknik unsyiah ini sudah berkiprah dalam penulisan artikel, saat masih berstatus mahasiswa. Beberapa artikelnya sempat dimuat di Harian Serambi Aceh dan media-media lain. 

Pembahasannya mengenai bagaimana cara membuat artikel di media massa, khususnya essay dan opini. Walaupun saya sendiri belum bisa membuat essay, setidaknya beberapa teori yang diberikannya sangat membantu saya. Tipsnya antara lain mencari ide, menulis sesuai passion, mengunakan bahasa yang lugas dan simpel dan yang penting jangan alay. Selain itu, saya juga mendapatkan informasi tentang tarif yang diberikan media massa kepada kita, jika tulisan kita dimuat disana. Mau tau berapa tarifnya. Silahkan cari sendiri. hehe,.

5. Bang Ferhat Muchtar (Saatnya kita menulis)

Nah, ini orang yang saya katakan tadi. Pemilik website www.ferhatt.com (ingat "t" nya 2 ) merupakan ketua FLP wilayah Aceh periode 2006-2008. Sudah bergabung bersama FLP selama 13 tahun. WOW! Saya fikir beliau lebih cocok jadi pelawak ketimbang penulis. Soalnya tidak ada satu detikpun ketika dia berbicara kecuali saya akan tertawa, lebay banget. Namun ada satu hal  yang aneh setelah lama saya menyelidiki orang ini. Berbeda dengan orang lain, Bang ferhat yang ngakunya lulusan fakultas ekonomi Unsyiah setelah saya perhatikan, sepertinya dia bukan orang yang narsis. Soalnya, kebanyakan foto yang dia pakai merupakan foto yang sama. Lihat saja foto di website nya, nyaris tak pernah berubah. Foto dengan jaket berwarna merah dan kumis yang lumayan tebal terpampang diberbagai sosmed. Dan itupun hasil crop dari fotonya dengan orang lain. Hah!, Saran untuk bang Ferhat, coba deh sekali-kali selfie, ntar saya edit fotonya jadi vektor kartun. hehe. Dan informasi tambahan. Beliau berumur 29 Tahun.

Praktek menulis menjadi acuan kami disini. Mulai dari membuat cerita dari 4 kata, sampai menulis cerita tentang Jilbaber dan Buto Ijo. Lagi-lagi saya harus bilang kreatif. Namun sayangnya saya tidak diberikan kesempatan untuk membacakan karya saya yang super ini, untuk itu saya akan tuliskan cuplikan tulisan tentang jilbaber dan Buto ijo disini saja,  begini ceritanya :

Pada posisi terdesak ternyata jilbaber tidak mampu mengalahkan buto ijo. Tanpa berfikir panjang jilbaber itu langsung mengucapkan mantra ajaib "kage bunshin no jutsu". hussh!. Sontak jurus 1000 bayang sang jilbaber membuat buto ijo bingung. Sebagian bayangan menggelitiki ketidak dan sebagian lagi memasukan bulu ayam ketelingannya. Tak sanggup menahan gelinya serangan jilbaber, buto ijo pun terjatuh. Kebetulan tempat dimana ia tergeletak adalah tempat pembuangan kulit durian haji umar (soalnya haji umar lagi borong durian). Merasa tubuhnya terasa sakit akibat kulit durian, buto ijo pun meninggalkan jilbaber. Dia merasa jera dan sedih, pertama karena dia tidak mampu mengalahkan si jilbaber dan kedua karena haji umar tidak mengajaknya makan durian.

Itu dia ceritanya, keren kan. Dan materi ini menjadi materi favorit saya dan beberapa teman lain, walaupun sampai pukul 01.00, kami masih bertahan untuk mendengarkan. Begitu juga dengan pematerinya, menjadi pemateri terfavorit versi saya.

6. Ariel Kahhari (Berani Tampil)

Satu lagi pemateri enerjik (walaupun ngasi materi cuma duduk aja). Namanya bang Ariel, orang yang terkenal lewat artikel kontroversial yang berjudul Jangan Menikahi Gadis Aceh. Punya kemampuan public speaking sekaliber Choky sitohang. Menyukai dunia MC, yang juga mengantarkannya menjadi penyiar di Radio Antero dan TVRI. Juga pernah menjadi MC di acara-acara besar. Dan abang kandung dari bang Ferhat Muchtar.

Fokus pembahasannya pada kemampuan kita untuk tampil didepan. Ceritanya saat kita sudah mempunyai karya, kita perlu menyampaikannya didepan umum misalnya dalam Pers conference. Kerennya materi ini, karena kami harus benar-benar mempraktekkan itu. Pertama-tama, kami harus membuat nama dan dimasukkan kedalam kotak. Kemudian, 4 nama akan diambil secara acak. 1 nama bertugas sebagai orang yang melaunching bukunya, sedangkan 3 diantaranya bertugas sebagai wartawan yang meliput dan memberi pertanyaan kepada penulis tersebut. Namun sebelumnya kami diwajibkan untuk mempersiapkan 2 hal, yakni, tulisan seputar keunggulan buku yang kami tulis dan kedua pertanyaan tentang buku yang ditulis oleh penulis tersebut. Di babak kedua penampilan. Nama-nama yang ada didalam kotak kemudian diacak lagi. Namun akhirnya saya maju sebagai penulis (walaupun terdapat unsur kesengajaan). Setelah semuanya beres, bang ariel pun mengkritik saya karena melakukan beberapa kesalahan. super sekali bang.

7. Ustad Muhammad Yasin (Menulis melawan lupa)

Beliau adalah alumni universitas Al-Azhar Mesir. Juga merupakan bagian dari FLP Mesir. Sepanjang yang saya ketahui, beliau adalah guru di Pesantren Ruhul Islam Anak Bangsa (RIAB). Aktif dalam mengisi beberapa kajian dikampus maupun diluar kampus. Kemampuan tahsin yang luar biasa membuat saya harus mengeluskan dada. Untuk tingkat basmalah saja, saya harus benar-benar berusaha keras membenarkannya. Sebab beliau sangat ahli dibidang tersebut.

Kesimpulan yang saya dapatkan disana, bahwa dalam menuliskan apapun, jika kita ingin tulisan kita abadi dan bertahan lama, maka kita harus menuliskannya dengan ideologi. Dan ideologi yang kita pakai tentunya adalah islam. Lihat kitab-kitab tafsir yang ditulis para ulama, walaupun diulang-ulang dalam mengkajinya, namun tak memberikan rasa bosan bagi pembacanya. Berbeda dengan novel dan sastra lain yang tidak menggunakan ideologi didalamnya. Hanya bertahan sesaat dan kemudian hilang entah kemana.

Materi super! Pemateri super!

Ada hal lain yang juga tidak luput dari ingatan saya. Mereka adalah tiga diva. Kak Nuril, Kak Riza Rahmi dan Kak Ade. Mereka yang kemudian mencetuskan berdirinya PA (Partai Air) dan PSM (Partai Sedekah Minus). Gara-gara mereka bertiga, kisruh masing-masing partai ini dimulai. Tapi yang hebat adalah saya ditunjuk oleh kak Riza Rahmi selaku pemimpin PSM sebagai sekertaris partai, haha. Nama partai itu sendiri diambil berdasarkan 2 judul cerpen, yakni Air (Karangan Jenar ; Aktivis Hutan Kayu) dan Sedekah Minus (Karangan Shinta Ayu : Ketua FLP pusat). Kami saling berdebat tentang keunggulan masing-masing cerpen. Walaupun pada akhirnya tidak ada yang menang.

Disamping itu, ada yang perlu saya bahas juga disini. Kenapa saya seolah mendominasi dalam diskusi maupun dalam bertanya. Bukan seolah saya merasa paling pintar (kata bang ferhat dari SMP sampai SMA saya juara 1 terus : itu Hoax!) atau mencoba mencari perhatian seseorang. Tidak! Saya menaruh prinsip begini, jika suatu ide/pertanyaan yang terdapat dalam kepala kita hanya disimpan saja, tanpa pernah dikeluarkan, niscaya ide/pertanyaan itu hanya akan menjadi racun. Prinsip ini bisa dianalisa sendiri. Selain itu, saya juga tidak terlalu bebas dalam berbicara saat berada dikampus, dikarenakan bahasa pengantar yang kami gunakan disana adalah bahasa arab, saya benar-benar kekurangan kosa kata. Jadi di inaugurasi kemarin, saya lampiaskan semua uneg-uneg yang ada tanpa takut kekurangan kosa kata. Jika ada yang merasa tidak enak dengan sifat saya kemarin, lon lake maaf beh!.

Dan akhirnya, kami sampai pada puncak acara. Yakni pengumuman kelulusan. Walaupun saya sudah bisa menebaknya bahwa semua peserta akan lulus, tapi background music "X factor" nya membuat saya deg-degan. Terlepas dari itu, kami semua adalah pilihan, dari 136 peserta yang mendaftar kemudian terjaring 36 orang yang lulus ditahap wawancara dan tes tulis. Dan akhirnya hanya menyisakan 29 orang saja. Walaupun 6 diantaranya dinyatakan lulus bersyarat.

Sebelum penutupan, panitia menggelar inaugurasi award. Dan inilah puncak kekaguman saya pada kreatifitas anak-anak FLP. Mereka menyulap yang biasa jadi luar biasa. Bahkan suara kak Nuril yang mengatakan " Nominasinya adalah ?!" masih terngiang ditelinga saya. Diantara nominasi di inagurasi award adalah, Pria/ Wanita terunik, Pria/Wanita Sunyi Senyap. Pria/ Wanita Terbaik, Pria/Wanita Pewawancara terbaik, Pria/Wanita Peresensi terbaik dan Kelompok Terbaik. Dan alhamdulillah saya dianugrahi sebagai peserta terbaik, Terima kasih panitia!


Terima kasih semuanya, Bang Ferhat, Bang Aslan, Bang Muarrif, Bang Rio, Kak Nuril, Kak Ira, Kak Isni Kak Husna dan Semua panita serta Instruktur yang sudah bersusah payah untuk mensukseskan acara. Semoga usaha-usaha kalian dibalas oleh Allah swt. Dan kepada teman-teman, Pasha, Chaizir, Rahmad, Fauzan, Iqbal, Reza, Jamal, hendri, azhar dan seluruh peserta putri, semoga kita dipertemukan lagi, dan semoga kita menjadi Habiburrahman el-shirazi dan Helvy tiana Rosa selanjutnya.

Dan satu lagi, berkat inaugurasi FLP wilayah Aceh. Saya akhirnya tau kalau ternyata Jamaluddin Anshari itu tinggal didepan rumah saya.

Mohon maaf apabila ada kata-kata, diksi maupun informasi yang salah. Saya hanya penulis pemula yang tak luput dari kesalahan. Seperti motto orang padang "Jika masakan (tulisan) kami enak, tolong sampaikan kepada orang lain, tapi jika masakan (tulisan) kami tidak enak, tolong sampaikan kepada kami "

19 komentar:

  1. yeee ada nama kami... #sorakkegirangan..
    jangan lupa follow blog kakak

    ReplyDelete
  2. oke, kak husna.. masukin nama blognya donk!

    kan betol, bang ferhat pake jaket merah berkumis tebal

    ReplyDelete
  3. Akhirnya ketemu juga dengan FLP ini ya Ruslan.
    Selamat bergabung, semoga berkah:)

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. wah tepuk keren buat yang update sepanjang perjalanan inaugurasi 2014 hahaaha. smg terus mengangkasa dg karyamu, Ruslan

    ReplyDelete
  6. awalnya malas saya baca begitu melihat tulisan yang sangat panjang ini. baca paragraf pertama. lalu terus berlanjut sampai dengan selesai, karena ditulis dengan EYD yang baik. good bro. salam kenal ya, ternyata Ikhwan yang pakai jacket anak Tamiang itu ya Hehehe

    ReplyDelete
  7. Tetangga lama. Hehe Ruar buasa deh perserta trbaik ini....

    ReplyDelete
  8. Kak Sri.. memang salut sama sosmednya
    Bang maop.. makasih juga bang. iya saya asli tamiang
    Kak fardelyn.. makasih banyak perlu berguru lagi nie

    ReplyDelete
  9. biasa ajalah bang jamal anshari

    ReplyDelete
  10. Mantap benar blog ini, pasti mengalahkan ketenaran ferhatt.,com :D
    Selamat bergabung di FLP Aceh Ruslan, semoga betah dan bahagia :D

    btw ternyata kalian bahas curhat-curhatan ya dikamar? wah sangat berbahaya. Pantesan saya cek di foto2 hasil kemarin, mata kalian memandang ke arah yang salah -__-"

    Terakhir, teruslah berkarya Ruslan :D

    ReplyDelete
  11. bang aslan.. semoga jangan salah faham, saya tidak termasuk didalamnya.. hati ini udah ada yang punya.. hahaha

    ReplyDelete
  12. Bener kata Bang Maop, Isni sampai ga terasa udah penutupan entri blog. Good, Ruslan!

    Smoga betah ya bersama kami-kami yang aneh ini. :D

    ReplyDelete
  13. saya baca sampai dua kali ulang, jadi teringat masa inaugurasi dulu. Mantap kali tulisannya. Selamat bergabung bersama FLP bang :D

    ReplyDelete
  14. adit... hehe makasih banyak.. tapi saya harus banyak belajar sama adit. soalnya hoby kita hampir2 sama

    ReplyDelete