Friday 4 January 2013

Ibnu Sina dan Ilmu Kedokteran

Sang dokter Ulung

Ibnu sina merupakan salah satu dokter terkemuka pada abad pertengahan. Ia telah sibuk menyembuhkan orang, dan berusaha terus mendalami ilmu kedokteran sejak masih muda. Ibnu sian juga telah menulis berbagai tulisan, buku, ataupun merangkai beberapai bait sya’ir dalam berbagai bahasa tentang ilmu kedokteran. Bahkan hasil-hasil karyanya tetap menjadi pedoman utama bagi para dokter muda dihampir seluruh universitas terkemuka di Eropa, selam kurang lebih tujuh abad.


Tidak hanya itu saja, ibnu sina bahkan tetap menjadi pencetus utama dalam berbagai penemuan ilmu kedokteran, karena ia merupakan dokter pertama yang berbicara tentang tumor otak. Ia juga termasuk dokter yang sangat mendalami penyakit lambung dan usus, lebih khususnya lagi tentang luka di lambung. Disamping itu, ibnu sina juga sangat perhatian dengan penyakit kolera. Bahkan iapun samapi mengidap penyakit tersebut hingga mengahantarnya pada pintu kematian.
Ibnu sina berpendapat bahwa gejala-gejala penyakit lambung dan usus disebabkan oleh 2 hal utama: Psikis (Mental) dan fisik (anggota tubuh). Dengan begitu, ibnu sina menjadi orang pertama yang menyadari bahwa kondisi kejiwaan dapat menimbulkan beberapa penyakit pada anggota luar tubuh.
Selain itu, ibnu sina juga pernah berbicara tentang operasi kanker. Ia berpendapat bahwa kanker luar dapat diangkat jika kelenjar yang ada tumbuh dari kecil, yaitu dengan melakukan operasi pangangkatan. Proses operasi ini dapat menyelamatkan hidup sang pesakitan.
Ibnu sina jugalah yang memberikan resep penyembuhan terhadap penyakit gula, yang hingga kini masih dipakai. Ia juga menyebutkan beberapa langkah pencegahan klinis untuk mencegah terjadinya radang kandung kemih dan radang selaput otak. Hebatnya, apa yang dikatakan oleh Ibnu sina itu hampir tidak jauh berbeda dengan apa yang disarankan oleh kedokteram modern pada zaman sekarang.
Ibnu sina termasuk dokter pertama yang memberikan penyembuhan dengan cara menyuntikan obat lewat cairan dibawah kulit. Ia juga merupakan dokter pertama yang menggunakan obat bius ketika melakuakn proses operasi. Disamping itu, ibnu sina merupakan dokter pertama yang mendeteksi aliran darah bayi dalam kandungan lewat detakan hati ke jantung dengan sangat cermat.
Diantara pendapat ibnu sina tentang tumor otak adalah, “ tanda-tanda gejala tumor otak secara umum adalah demam yang berkelanjutan dan kebanyakannya meninggi. Namun terkadang terus-menerus panas dan terkadang pula menurun. Orang yang memilki gejala tumor otak juga enggan untuk berbicara, atau bahkan malas untuk membuka mulutnya. Mulutnya kering, nafasnya tidak beraturan tetapi terasa berat., dan seluruh anggota tubuhnya gemetaran.
Bisa jadi orang tersebut merasa susah tidur dans sering terbangun. Terkadang ia dapat tidur dan tiba-tiba terbangun. Ia juga benci cahaya dan berusaha menghindarinya. Lidahnya akan gemetaran dan sesekali menggigitnya.”
Selanjutnya ibnu sina menyebutkan tentang batu ginjal, seraya berkata, “saya telah mengetahui perbedaan antara batu ginjal dan batu kemih dalm bentuk dan ukurannya. Biasanya, batu kemih lebih halus, kecil dan agak kemerah-merahan, sedangkan batu ginjal lebih keras dan besar sekali. Bahkan batu ginjal sangat pekat, abu-abu dan keputihan. Kebanyak orang yang mengidap batu ginjal akan kurus, sedangkan orang yang mengidap batu kemih, sebaliknya. Adapun anak-anak yang masih kecil dan remaja, biasanya akan banyak mengidap batu ginjal.”
Terdapat beberapa kisah menarik tentang ibnu sina yang sekaligu menujukan kemampuannya dalam bidang psikologi, ketika menyembuhkan para pasiennya jika dibutuhkan. Yaitu, cerita tentang salah seorang kerabat penguasa jurjan mengidap suatu penyakit yang sangat sulit dibembuhkan oelh para dokter. Namun ketika ibnu sina merawatnya, ia menemukan bahwa penyakit kerabat penguasa itu disebabkan karena ia menyembunyikan rasa cintanya. Kemudian ibnu sina meminta salah seorang yang hadir ditempat pengobatan itu untuk menyebut nama-nama jalan didaerah jurjan, termasuk juga gang-gang kecil, rumah dan nama penghuninya. Tiba –tiba orang yang sakit itu bergetar ketika nama kekasihnya disebut-sebut. Seketika itu juga ibnu sina mengetahui bahwa ia sedang jatuh cinta. Ibnu sina pun lantas menyarankan orang yang sakit itu untuk menikahi kekasih yang dicintainya itu. Setelah itu, orang itu pun berangsur-angsur sembuh dari penyakitnya.
Kisah lainnya, cerita tentang salah seorang penguasa dari Bani Buwaihi yang mengidap suatu penyakit dan ia tidak ingin makan apaun juga. Karena itulah, kondisi tubuhnya semakin bertambah parah, hingga ia bertakhayul bahwa dirinya berubah menjadi seekor sapi. Kemudian penguasa itu meminta orang itu untuk menyembelihnya dan menghidangkan dagingnya untuk disantap oleh orang banyak. Selanjutnya, ibnu sina segera mendatangi si penguasa tersebut. Ia berdiri didepan pintu rumah sambil membawa dua pisau besar seraya berteriak, “ Mana sapi yangg ingin dipotong itu?” ketika sang penguasa tersebut mendengar teriakan ibnu sina, iapun segera keluar dan mengahmpirinya seraya menyahut dengan suara yang sangat keras. Kemudian, ibnu sina meraba-raba tubuh penguasa tersebut sambil memegang pisau yang dibawanya, lantas berkata, lantas berkata, “ sapi ini sangat kurus dan lemah. Maka , sebaiknya diberi makan terlebih dahulu agar lebih gemuk, baru setelah itu disembelih!”
Akhirnya, penyakit penguasa tersebut dapat diketahui dan ia mulai mau menyantap makanan yang dicampur dengan ramuan obat-obatan  oleh Ibnu sina, hingga penyakit penguasa tersebut dapat disembuhkan.

1 komentar: